Sutau ketika ada suatu raja dari beberapa raja yang memilki seorang kahin yang bertugas meramal raja tersebut. Suatu saat kahin tersebut minta kepada raja “Carikanlah untuk ku seorang pemuda yang cerdas dalam menerima pelajaran, maka aku akan mengajari ilmuku ini. Karena aku khawatir bila suatu saat nanti aku mati, maka ilmuku ini akan putus dan tidak ada yang tau ilmuku ini”. Lalu raja mencarikan seorang pemuda sesuai kriteria yang kahin sebutkan dimana pemuda tersebut harus pulang-pergi untuk menemui kahin dikerajaan.
Diperjalanan, pemuda tersebut bertemu dengan seorang rohib didalam suraunya. Kemudian pemuda itu datang dan bertanya padanya ketika melewati surau itu. Maka rohib pun tidak henti-henti menjelaskan pada pemuda sehingga akhirnya rohib mengatakan bahwa aku menyembah kepada Alloh. Kemudian pemuda tersebut diam dan terlambat datang ke kerajaan untuk menemui kahin.(1)
Kahin pun mengutus orang tuanya pemuda itu dan mengatakan kepadanya bahwa anaknya sering terlambat datang ke kerajaan. Kabar itu langsung diceritakan oleh pemuda itu pada rohib. Rohib memberi solusi kepada pemuda yaitu, jika kahin berkata “kamu dari mana saja?” maka menjawablah “aku disisi keluargaku (banyak pekerjaan rumah yang harus aku selesaikan)”. Jika keluargamu mengatakan “kamu dari mana saja?” maka jawablah “aku disisi kahin (ada ilmu tambahan yang harus aku pelajari dari kahin)”.(2)
Suatu ketika diperjalannannya, pemuda tersebut bertemu dengan sekumpulan manusia yang tertahan karena ada seekor macan ditengah jalan. Lalu pemuda tersebut mengambil pada batu. Dan pemuda tersebut berkata “ya Alloh, jika segala sesuatu yang rohib katakana itu benar, maka aku minta pada Engkau bunuhlah macan itu”. Pemuda tersebut melempar batunya kearah macan tersebut. Disaat itu juga macan tersebut mati. Lalu ada manusia yang berkata “siapa yang membunuh macan itu?” kemudian manusia yang lain mengatakan “pemuda itu yang membunuhnya”. Lalu para manusia itu terkejut dan mereka berkata “pemuda ini sungguh mengetahui pada ilmu yang tidak diketahui oleh seseorangpun”.(3)
Berita tersebut terdengar oleh orang buta. Lalu orang buta tersebut berkata pada pemuda itu “jika kamu menyembuhkan pada mataku, maka aku akan memberimu ini dan itu”. Pemuda tersebut menjawab “aku tidak menghendaki ini, akan tetapi jika matamu bisa kembali melihat lagi, maka apakah kamu mau iman kepada dzat yang menyembuhkan matamu?”. Orang yang buta tersebut mengatakan “ya”. Lalu pemuda tersebut berdoa kepada Alloh dan Alloh menyembuhkan pada mata orang yang buta tersebut, kemudian dia iman kepada Alloh.
Kabar tesebut sampai kepada raja. Raja pun mengutus pada prajuritnya untuk mendatangkan orang-orang yang iman kepada Alloh tersebut. Raja berkata “aku tidak akan membunuh pada kalian dengan cara yang sama”. Lalu raja menghukum kepada salah satu dari rohib dan orang yang buta dengan meletakan gergaji dibelahan kepalanya dan membunuhnya. Sedangngkan yang satunya lagi dibunuh dengan cara yang lain(4). Kamudian raja memerintah “pergilah kalian dengan membawa pemuda ini pada gunung itu dan menjatuhkanlah dari puncaknya gunung”. Maka mereka pergi dengan membawa pemuda itu sampai dipuncak gunung yang mereka kehendaki untuk membuang pemuda tersebut. Tapi gunung itu rontok sehingga mereka gelundung sehingga tidak tersisa dari mereka kecuali pemuda itu. Kemudian pemuda itu kembali pada raja tersebut. Raja kembali memerintahkan untuk membawa pemuda ini ke tengah laut dan menjauhkan pemuda tersebut di tengah laut itu. Lalu mereka berangkat dengan membawa pemuda tersebut ke tengah laut maka Alloh meneggelamkan pada orang-orang yang bersama pemuda itu dan menyelamatkan pemuda tersebut.
Lalu pemuda itu berkata pada raja “sesungguhnya engkau tidak bisa membunuhku kecuali engkau menyalibku dan memanahlah engkau padaku dengan mengatakan bismillahi robbi hada ghulami (dengan nama Alloh tuhannya ini pemuda)”. Raja tersebut melakukan apa yang pemuda itu katakan. Sehingga pemuda itu mati dengan meletakan tangannya di pelipisnya. Lalu para manusia mengatakan “sungguh mengetahui pemuda ini pada suatu ilmu yang tidak diketahui oleh seseorangpun, maka iman kami dengan tuhannya ini pemuda”. Maka dikatakan pada raja “apakah engkau menyesal jika menyelisihi pada engkau 3 orang, adapun sekarang semuanya menyelisihi pada engaku”.
Kemudian raja memerintahkan untuk menggali pada lubang yang besar. Kemudian membuang pada lubang tersebut kayu bakar dan api. Lalu raja mengumpulkan semua manusia dan berkata “barang siapa yang kembali kepada agama yang awal maka aku tidak akan menjatuhkan ke dalam api ini, tapi jika tidak kembali ke agama yang awal maka aku akan menjatuhkan ke dalam api ini. Maka raja menjatuhkan mereka semua kedalam lubang itu.
REFERENSI :
(HR.THIRMIDZI, JUS 5, NO HADIST 3351, HAL 223, KITAB TAFSIR)
Hadist yang saya gunakan dari penerbit Darul fik’r. Jika menggunakan penerbit lain mungkin No. hadist, halaman dan jusnya berbeda.
Kesimpulan menurut saya yang saya ambil dari hadist ini:
1. Bagaimanapun keadaannya harus menyempat-nyempatkan mengaji (mencari ilmu Agama). Dan menomor satukan mencari ilmu agama dibandingkan ilmu dunia.
2. Berbohong untuk menghidupakan agama Alloh tidak apa-apa.
3. Jika kita menghadapi segala sesuatu rintangan/cobaan dalam kehidupan dunia, mintalah kepada Alloh dan yakinlah bahwa Alloh akan mengabulkan permintaannya orang-orang yang beriman kepada-Nya.
4. Tetaplah iman kepada Alloh walaupun nyawa taruhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Isi komentar teman-teman semua dengan kata-kata yang baik ya! semoga bermanfaat